Oktober 24, 2024

 

Mataelangindonesia.com – Palembang, Sumsel, Keyakinan orang beriman akan adanya kehidupan sesudah kematian menyebabkan dirinya selalu berada dalam mode standby atau selalu meningkatkan keimanan menghadapi kematian. Ia memandang kematian sebagai suatu keniscayaan. Tidak seperti orang kafir yang selalu saja berusaha untuk menghindari kematian,

Tak terkecuali Keluarga besar Rojali Jalan Sersan Sani Komplek Patal Blok. J6 RT.09 RW. 03 kecamatan Kemuning Palembang, mengenang 40 kematian ibunda tersayang almarhumah Amenah Binti Nungcik, Ba’da Maghrib Sabtu (01-06-2024) dengan mengundang warga sekitar mengirimkan do’a dan Yasin kepada Almarhumah.

Dalam kajian tausiah dalam mengingat kematian terhadap Sohibul hajat dan jama’ah takziah, Ustadz Letnan Infanteri Samsul Rizal (Ustadz Sam) mengajak, orang beriman senantiasa sangat dipengaruhi oleh pesan Nabi Muhammad SAW  yang bersabda:
“Banyak-banyaklah mengingat penghapus kenikmatan, yakni kematian,” (HR. Tirmidzi 2229).

Da’i Walikota Palembang ini melanjutkan,’ menjadi syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada malam hari ini betapa banyaknya urusan dunia ini yang tak beres-beres Namun kita menyadari dan menyempatkan bahwa hal tersebut saat ini pun kita datang untuk menyempatkan amal kebaikan kita dengan datang ke tempat ahli musibah, Alhamdulillah panutan kita Nabi Muhammad SAW, dapat memberikan petunjuk kepada kita dari alam yang gelap gulita alam jahiliyah bodoh menuju alam yang maju alam pintar mudah-mudahan kita yang hadir saat ini mendapat barokah,

Namun janji Allah kita ke ujung dunia pun waktunya sudah tiba ajal itu tidak bisa ditolak tidak bisa dimajukan tidak bisa dimundurkan, apabila ajal itu datang tiba-tiba namun di dalam Alquran mengatakan sedikit sekali orang yang tahu tentang hal itu.

Ketika nyawa dicabut napas kita akan tersenggal, mulut terkunci, anggota badan kita tanpa daya, dan pintu taubat pun tertutup.

Pada saat itu tak ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul maut.
Oleh sebab itu, tanyakan pada diri kita sendiri, sudah siapkah kita menghadapi kematian? Sudah cukupkah bekal yang kita miliki selama ini? Pantaskah kita untuk bertemu Rabb kita? Layakkah kita untuk ditempatkan di dalam surga beserta kemewahan di dalamnya?

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang beriman yang senantiasa mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat sehingga kita bisa mati dengan husnul khatimah. Mati dengan ridha dari Allah SWT.

Sebagaimana bunyi ayat 27-30 dalam surah Al-Fajr, “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku,”

Semoga kita semua senantiasa selalu berbuat kebaikan di dunia. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” pungkas Ustadz Sam.(Adipatih)

Editor : Aslam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *