Oktober 23, 2024

 

Mataelangindonesia.com – Tegal,  Situs Semedo yang berlokasi di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.
Setiap hari Minggu ramai dikunjungi wisatawan , seperti Penuturan Tarisah(48 th.), Minggu (07/08/2923)Penjual Makanan Jadul (jaman dulu) ” kalau musim seperti sekarang ini jualan saya lumayan laris pak , tapi kalau musim hujan sepi karena lokasi pasar tanahnya palu( becek)” tutur Tarisah

Taisyah (55 th) penjual minuman dan makanan ringan tempatnya di atas tebing ” jualan di atas tebing agak sepi, karena pengunjung enggan naik pak bisa dihitung dengan jadi yang mau naik “keluh Taisyah

Pak Tardi (56 th) asal Pemalang
Sebagai petugas memanggil beberapa bidadari masuk ke tubuh sintren Sekar Arum desa Semedo , Sebelum tampil Sintren berpakaian biasa dikurung dalam sangkar yang tertutup kain warna warni , kemudian saya mengadakan ritual jelas Tardi .

Setalah selesai ritual kurungan dibuka Sintren sudah berganti pakaian ” ucapnya

“Rombongan kami ada beberapa personil terdiri dari penabuh gamelan ,gong dan Sintren 2 orang
Rossi dan Wulan dari Comal dan
penabuh gamelan dan gong dari Pemalang ” jelas Tardi

“yen nanggap(nyewa) Grup Sintren Sekar Arum sehari 1,5 juta rupiah plus sawer bisa dapat 2,5 juta ,kalau tampil setiap Minggu kami hanya dapat saweran dari pengunjung pasar “pungkas Tardi

Sebagai informasi yang dilansir dari Tribunjateng.com.Tegal
Situs Semedo yang berlokasi di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.

Dari sana pula sejarah tentang evolusi kehidupan manusia bisa diketahui, termasuk temuan fosil kepingan tengkorak kepala Homo erectus di Situs Semedo berusia sekitar 700 ribu tahun.

Kepingan tengkorak manusia purba tersebut kini menjadi koleksi unggulan Museum Situs Semedo, di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal.

Dibangun secara bertahap sejak tahun 2015 lalu, Museum Situs Semedo yang dikelola Direktorat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini, rencananya akan menampung kurang lebih 3.100 koleksi benda-benda biologis dan geologis yang menggambarkan kekayaan bumi dari berbagai perspektif.

akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan juga arkeologi nasional.

Sebab, selain memamerkan koleksi fosil dan diorama yang menceritakan kehidupan purba, museum ini juga akan difungsikan sebagai pusat penelitian Situs Semedo.

Adapun Museum Semedo berdiri di atas lahan seluas 10.582 meter persegi

Pegiat fosil asal Desa Semedo, Dakri (64), menceritakan awal mula penemuan fosil manusia purba di Situs Semedo.

Tepatnya di bulan Mei 2011, dirinya menemukan fragmen tengkorak Homo erectus.  (Bambang Sugiarto)

Editor : Aslam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *