Mediamataelangindonesia.com-Wilayah Pulau Weh
BANDA ACEH – Senin, 28 Juli 2025
Pemerintah Kota Sabang menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat sistem komunikasi alternatif berbasis masyarakat dengan turut serta dalam pelaksanaan Ujian Negara Amatir Radio (UNAR) Reguler ke-VII Wilayah Aceh Tahun 2025. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon Spekfrekad) Kelas II Banda Aceh ini diikuti langsung oleh Asisten II Sekda Kota Sabang, Rinaldi Syahputra, S.E., M.T., serta Komandan Lanud Maimun Saleh Sabang, Letkol Pnb Alfian Rokhmat K., M.Han.
UNAR merupakan agenda nasional dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital. Ujian ini bertujuan untuk mencetak operator radio amatir yang berkompeten, bertanggung jawab, dan siap mendukung sistem komunikasi nasional, khususnya dalam penanganan kondisi darurat dan kebencanaan.
Radio Amatir: Pilar Komunikasi Alternatif di Wilayah Kepulauan
Ketua ORARI Lokal Kota Sabang menjelaskan bahwa keikutsertaan pemerintah dan TNI dalam UNAR ini menjadi bukti bahwa komunikasi radio amatir memiliki nilai strategis yang lebih dari sekadar hobi. Radio amatir terbukti menjadi sarana komunikasi vital dalam situasi darurat, bencana alam, gangguan infrastruktur, hingga dukungan sosial kemasyarakatan, terutama di wilayah kepulauan seperti Sabang yang memiliki tantangan geografis tersendiri.
> “Melalui UNAR ini, kami ingin membangun ekosistem komunikasi darurat yang kuat, melibatkan ORARI, pemerintah daerah, TNI, serta komunitas lokal untuk bersinergi. Ini bukan hanya soal lisensi, tapi tentang kesiapsiagaan,” tegasnya.
Perkuat Sinergi Komunitas dan Pemerintah
Dalam pelaksanaan UNAR tersebut, para peserta diuji baik secara teori maupun praktik tentang sistem komunikasi radio amatir, penggunaan frekuensi, etika komunikasi, dan aspek teknis lainnya. Keikutsertaan langsung pejabat publik dalam ujian ini merupakan langkah konkret membangun kredibilitas serta kedekatan antara pemerintah dan komunitas radio amatir.
> “Pemerintah Kota Sabang menyadari pentingnya keberadaan sistem komunikasi alternatif yang cepat, andal, dan tahan terhadap gangguan. Apalagi dalam kondisi bencana alam atau krisis, komunikasi radio amatir dapat menjadi jalur komunikasi terakhir yang masih berfungsi,” ujar Rinaldi Syahputra, Asisten II Sekda Kota Sabang.
Sementara itu, Danlanud MUS Sabang menambahkan bahwa TNI AU siap bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas ORARI, dalam membangun ketahanan komunikasi nasional. Ia menyebut keterlibatan militer dalam kegiatan ini bukan hanya sebagai simbolik, melainkan bentuk nyata kesiapan TNI AU dalam menghadapi tantangan komunikasi masa kini.
> “Kolaborasi ini adalah bagian dari sistem pertahanan semesta, di mana semua unsur masyarakat dan negara memiliki peran masing-masing, termasuk dalam menjaga spektrum frekuensi nasional,” ujar Letkol Pnb Alfian Rokhmat.
Dorong Partisipasi Masyarakat dan Aparatur
Ketua ORARI Sabang, MAwardi/ YD6ADM,berharap ke depan akan semakin banyak aparatur pemerintah, relawan kebencanaan, dan warga masyarakat yang aktif menjadi bagian dari komunitas radio amatir. Menurutnya, literasi komunikasi alternatif dan kesiapsiagaan bencana harus menjadi budaya baru di tengah kondisi geografis dan iklim Indonesia yang rentan bencana.
> “Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin berperan dalam dunia komunikasi darurat. Dengan lisensi resmi dan pelatihan rutin, setiap warga bisa menjadi bagian dari solusi,” ungkapnya.
Penutup
Melalui pelaksanaan UNAR ini, Kota Sabang membuktikan bahwa pembangunan komunikasi bukan hanya urusan teknologi dan infrastruktur, tetapi juga tentang membangun jejaring, partisipasi, dan kesiapsiagaan lintas sektor. Sinergi antara pemerintah, TNI, dan komunitas menjadi fondasi utama dalam menciptakan sistem komunikasi nasional yang tangguh, handal, dan berkelanjutan.
Redaksi Media Mei Sabang : Eric Karno
Kabiro Mata Elang Indonesia Wilayah Sabang
