Mediamataelangindonesia.com-Wilayah Pulau Weh
SABANG, 4 Agustus 2025 — Di tengah dinamika perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Sabang, hadir satu pelaku usaha yang berhasil menarik perhatian masyarakat melalui kreativitas dan konsistensinya menjaga kualitas produk. Dialah Bunda Ira, penggagas Es Teler Creamy, sebuah varian minuman segar yang kini menjadi favorit masyarakat dan menciptakan antrean panjang setiap harinya.
Beroperasi dari sebuah mobil putih yang terparkir di lokasi strategis dekat pusat keramaian, Es Teler Creamy Bunda Ira mampu menghadirkan sensasi menyegarkan yang diburu warga kota, terutama saat siang hari. Minuman ini disajikan dalam bentuk cup berisi campuran jelly warna-warni, alpukat, susu kental, kelapa muda, nata de coco, dan es serut dengan cita rasa khas yang disebut pelanggan sebagai “lemak mabok”.
Khaizar Mewakili Bunda Ira Sebagai Owner UMKM,mengungkapkan bahwa sebelumnya ia telah menjalani usaha es boba selama lebih dari satu tahun. Namun, untuk varian Es Teler Creamy sendiri baru dikenalkan sekitar dua bulan terakhir. Meski tergolong baru, sambutan masyarakat sangat luar biasa. Setiap harinya, ia mulai membuka lapak pukul 11.30 WIB, dan dalam waktu 1 hingga 1,5 jam, seluruh stok minuman biasanya sudah ludes terjual.
“Alhamdulillah, responnya sangat baik. Kami tetap komit jaga kualitas, meskipun harga terjangkau. Saya nggak mau pelanggan kecewa. Karena kalau rasa turun, mereka bisa kapok. Jadi harus totalitas, baik di rasa, pelayanan, maupun kebersihan,” ujar Khaizar saat diwawancarai di lokasi jualannya.
Harga yang ditawarkan pun sangat bersahabat. Hanya Rp10.000 per cup untuk varian reguler, dan Rp15.000 untuk varian durian. Dengan harga tersebut, pembeli sudah bisa menikmati paduan rasa manis, gurih, dan segar yang memanjakan lidah.
Menariknya, selain menjual produk, Bunda Ira juga dikenal karena gaya layanannya yang ramah dan penuh candaan. Ia tak segan menyapa, bercanda ringan, dan menyebarkan energi positif kepada pelanggan yang sedang antre. “Kalau jualan hanya soal minuman, banyak yang bisa. Tapi kalau bisa bikin orang senyum waktu beli, itu beda. Saya senang lihat pelanggan betah nunggu sambil tertawa,” tambahnya.
Dari sisi kebersihan dan penyajian, tim Bunda Ira juga sangat memperhatikan standar. Semua proses peracikan dilakukan langsung dari bagasi mobil yang telah disulap menjadi dapur mini. Penjual mengenakan sarung tangan, alat saji disimpan dengan rapi, dan bahan-bahan disiapkan dalam wadah tertutup. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berskala kecil, UMKM tetap bisa menjunjung tinggi standar kualitas dan higienitas.
Dampak Positif untuk Ekonomi dan Inspirasi UMKM Lokal
Kehadiran Es Teler Creamy Bunda Ira bukan hanya menyegarkan dahaga masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dalam skala kecil, usaha ini menyerap tenaga kerja, membuka peluang penghasilan harian, serta menjadi contoh inovasi usaha di tengah keterbatasan modal.
Model penjualan mobile ini juga menjadi inspirasi bahwa keterbatasan tempat bukan halangan untuk berjualan. Fleksibilitas mobil sebagai tempat berjualan membuatnya mudah berpindah dan menjangkau lebih banyak konsumen.
Pengamat UMKM lokal menilai, usaha seperti ini patut didorong dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Selain mampu bertahan secara mandiri, UMKM seperti Bunda Ira ini turut memperkuat ekosistem ekonomi mikro di tingkat kelurahan dan gampong.
Kesimpulan: Kecil Bukan Berarti Biasa
Kisah sukses Es Teler Creamy Bunda Ira menjadi bukti nyata bahwa dengan kreativitas, ketulusan dalam pelayanan, dan konsistensi menjaga kualitas, sebuah usaha kecil pun mampu berkembang dan mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Semoga ke depan, semakin banyak pelaku UMKM lokal yang terinspirasi untuk berinovasi dan menghadirkan produk-produk unggulan yang tidak hanya enak, tetapi juga membawa dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat Sabang.
Demikian Laporan Pantauan Media Mata Elang Indonesia Com Wilayah Sabang (Eric Karno)