Mediamataelangindonesia.com-Wilayah Pulau Weh
Sabang – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momentum penting untuk merenungkan kembali sejauh mana bangsa ini benar-benar merdeka, tidak hanya dari sisi politik, tetapi juga dari aspek ekonomi. Tokoh Pemuda Aceh, IRWANSYAH Asal Sabang, dalam refleksinya menegaskan bahwa makna kemerdekaan sejati harus tercermin dari kemampuan bangsa dalam memperkuat nilai rupiah dan kemandirian ekonomi nasional.
Dalam keterangannya, IRWANSYAH,Mengangkat sebuah perbandingan simbolis antara pecahan uang Rp100.000 rupiah dan $100.000 dolar Amerika. Meski sama-sama terlihat besar dalam angka, kenyataannya memiliki daya nilai yang sangat berbeda.
“Jumlahnya memang sama-sama besar, tapi nilainya jauh berbeda. Inilah ironi yang kita hadapi. Kalau rupiah kita masih lemah dan tidak sebanding dengan mata uang asing, maka kemerdekaan kita di bidang ekonomi belum sepenuhnya terwujud,” ujar Irwansyah dengan penuh penekanan.
Menurutnya, perjuangan bangsa Indonesia tidak boleh berhenti hanya pada kemerdekaan politik yang telah diraih sejak 1945. Lebih dari itu, tugas besar generasi penerus adalah memastikan bahwa rakyat bisa menikmati kemandirian ekonomi, kesejahteraan sosial, serta kekuatan daya beli yang setara dengan bangsa lain.
IRWANSYAH menilai, lemahnya posisi rupiah dibandingkan dolar mencerminkan masih adanya ketergantungan besar Indonesia terhadap pasar global. Hal ini berimplikasi langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan, hingga kesehatan.
Q“Kita sering merasa merdeka, tapi ketika harga kebutuhan pokok melonjak hanya karena kurs dolar naik, kita seharusnya sadar bahwa kita masih belum sepenuhnya bebas. Kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat tidak lagi tertekan oleh ketergantungan ekonomi semacam itu,” tambahnya.
Lebih jauh, ia mendorong agar pemerintah bersama seluruh elemen bangsa serius memperkuat sektor ekonomi produktif, meningkatkan daya saing UMKM, memperluas industrialisasi, dan mengurangi ketergantungan impor. Dengan demikian, rupiah tidak hanya sekadar simbol mata uang, tetapi benar-benar memiliki kekuatan yang dihargai dunia.
Pernyataan IRWANSYAH ini menjadi catatan penting di tengah euforia perayaan kemerdekaan. Bahwa merdeka bukan hanya berarti bisa mengibarkan bendera setiap tanggal 17 Agustus, tetapi juga bagaimana Indonesia mampu sejajar dalam percaturan ekonomi global.
Demikian Laporan Media Mata Elang Indonesia Com Wilayah Sabang (Eric Karno) Dari Nara Sumber Irwansyah