IMG-20250917-WA0053

Tuban ; Lapra 08ss.Com– Proyek pengaspalan jalan di Desa Pandanwangi, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, tengah menjadi sorotan warga setempat. Proyek yang masih dalam tahap pengerjaan ini diduga tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) dan spesifikasi teknis yang seharusnya diterapkan.

Seorang warga Desa Pandanwangi, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekhawatirannya terkait transparansi proyek tersebut. “Proyek pengaspalan ini masih berjalan, bahkan hujan turun tetap dikerjakan dan ketebalannya pun tidak merata,” ujarnya pada Selasa (16/9/2025).

Anggota DPW Jatim LSM Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (JPKP) Rifa’i, turut memberikan tanggapannya dan mendorong aparat penegak hukum untuk memeriksa realisasi anggaran proyek pengaspalan di Desa Pandanwangi.

“Saya sudah mengecek langsung ke lokasi dan mendokumentasikan proses pengaspalan. Ada banyak hal yang perlu dipertanyakan, terutama terkait dengan teknik pengerjaan yang terkesan tidak sesuai standar,” tegas Rifa’i.

Lebih lanjut, Rifa’i menjelaskan bahwa proses pemanasan aspal tampak dilakukan dengan suhu api yang terlalu tinggi, sehingga membuat aspal menjadi encer. “Modus seperti ini sering digunakan untuk menghemat aspal. Hasilnya, aspal memang tampak lebih banyak, tetapi kualitasnya buruk dan tidak tahan lama,” tambahnya.

Rifa’i menambahkan bahwa proses pengaspalan yang sedang berlangsung di Desa Pandanwangi patut dicurigai karena diduga tidak mengikuti prosedur yang benar, karena hanya dikerjakan dengan ketebalan 1-2cm dan asal-asalan.

Kasus ini menambah kekhawatiran warga akan kualitas infrastruktur di desa mereka, sekaligus menjadi perhatian bagi aparat penegak hukum untuk segera menindaklanjuti dugaan pelanggaran dalam proyek pengaspalan tersebut.

Kami sempat mengklarifikasi ke Ketua Dinas PUPR Tuban yakni Pak Agung, tapi yang kami dapatkan hanya kekecewaan, beliau diam tanpa balasan.
Sebenarnya ada apa dibalik bungkamnya ini semua? Lantas siapa yang harus bertanggung jawab hal ini? Apakah negara yang harus menanggung kerugiannya? Dan lagi-lagi masyarakat yang harus kena imbasnya karena merasa tidak nyaman berkendara, jika jalan rusak karena ulah para kontraktor yang nakal.

Sampai berita ini diturunkan belum ada klarifikasi dari pihak terkait.

Reporter: Hema windi Astuti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *