Mediamataelangindonesia.com-Wilayah Pulau Weh
BANDA ACEH, 20 Agustus 2025 – Sejarah baru kembali tercatat di Bumi Serambi Mekkah. Untuk pertama kalinya, Gubernur Aceh H.Muzakkir Manaf memimpin langsung pengibaran Sang Merah Putih pada upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Momen yang berlangsung di Banda Aceh itu menjadi saksi nyata perjalanan panjang Aceh, dari konflik menuju perdamaian yang berkelanjutan.
Upacara yang dihadiri oleh pejabat tinggi negara, perwakilan negara sahabat, dan ribuan masyarakat ini berlangsung khidmat sekaligus penuh haru. H.Muzakkir Manaf, yang dulu dikenal sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), kini berdiri tegak di panggung kehormatan sebagai pemimpin Aceh yang sah dan berwibawa.
Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa perdamaian Aceh adalah warisan terbesar bagi generasi mendatang. “Merah Putih yang kita kibarkan hari ini adalah simbol persatuan, kemerdekaan, dan bukti bahwa Aceh mampu menjaga perdamaian dengan harga yang sangat mahal. Mari kita rawat persaudaraan, mari kita bangun masa depan Aceh yang lebih sejahtera,” ucap Muzakkir Manaf dengan suara bergetar, disambut tepuk tangan para undangan.
Momen itu menjadi titik balik yang penuh makna. Dari seorang pejuang bersenjata di masa lalu, kini H.Muzakkir Manaf tampil sebagai pemimpin politik yang membawa semangat pembangunan. Kepemimpinannya menandai babak baru Aceh: menutup lembaran konflik, membuka jalan bagi kemajuan.
Sejak dilantik sebagai Gubernur, H.Muzakkir Manaf dikenal fokus pada penguatan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, serta peningkatan kualitas pendidikan. Ia juga aktif membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan komunitas internasional demi memperluas peluang investasi dan kerja sama pembangunan Aceh.
Bagi masyarakat Aceh, sosok H.Muzakkir Manaf adalah simbol transformasi. Dari medan gerilya ke panggung politik, ia menunjukkan bahwa perdamaian bukan sekadar perjanjian di atas kertas, melainkan komitmen nyata dalam kepemimpinan. Kehadirannya pada HUT ke-80 RI ini menegaskan bahwa Aceh telah beranjak dari luka lama menuju masa depan yang lebih cerah.
Kini, Aceh tidak lagi identik dengan konflik, tetapi dengan perdamaian, kemajuan, dan persatuan. Dan di tengah perjalanan sejarah itu, nama Muzakkir Manaf akan selalu tercatat sebagai bagian penting dari wajah baru Aceh.
Kutipan Media Sosial
#Kabiro Media Mei Sabang (Eric Karno)