
Mediamataelangindonesia.com-Wilayah Pulau Weh
ACEH BESAR, 30 Juli 2025 –
Nasib malang menimpa HAMIDAH, seorang ibu rumah tangga miskin asal Gampong Teureubeh, Kecamatan Kota Jantho, Aceh Besar. Niatnya mengambil jatah beras bantuan pangan dari Bulog justru berubah menjadi pengalaman yang memilukan akibat ketidaksiapan dan minimnya koordinasi antar aparat gampong.
HAMIDAH yang hidup serba kekurangan bersama anaknya, Ali Akbar—seorang santri di Pesantren Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan—mengaku tidak pernah menerima surat undangan atau kupon pengambilan beras seperti warga lainnya.
Saat mendatangi Geuchik Teureubeh berinisial RS, ia diarahkan untuk menghubungi perangkat gampong bernama Kdd. Namun ironisnya, Kdd menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menerima kupon dari pihak Geuchik.
“Saya bersumpah atas nama Allah, saya tidak pernah menerima surat kupon itu dari Geuchik,” tegas Kdd di hadapan Camat Kota Jantho, yang ikut menyaksikan pertemuan tersebut bersama Hamidah.
Tak berhenti di situ, Geuchik kembali mengarahkan HAMIDAH untuk mengambil langsung dua karung beras di kantor Camat. Sayangnya, pihak Kecamatan menolak penyerahan bantuan tanpa dokumen resmi sebagai syarat administratif.
Bingung, Lelah, dan Kecewa
HAMIDAH yang sehari-hari berjuang menghidupi diri dan anaknya hanya bisa pasrah. Ia mengaku bingung karena tidak mendapat kepastian dari aparatur desa maupun kecamatan.
“Saya cuma ingin hak saya dan anak saya. Anak saya sedang mondok, butuh beras ini untuk bertahan. Kenapa dipersulit seperti ini?” ujar Hamidah dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
Pertanyakan Transparansi dan Etika Pelayanan Publik
Kisah ini menjadi sorotan warga sekitar dan menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana prosedur penyaluran bantuan dijalankan. Publik mempertanyakan transparansi, profesionalisme, serta empati aparatur dalam melayani warga miskin yang sangat membutuhkan bantuan.
“Seharusnya ini menjadi alarm bagi semua pihak, jangan sampai bantuan negara untuk rakyat miskin justru gagal tersalurkan karena ego dan saling lempar tanggung jawab,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari Geuchik Teureubeh maupun pihak Kecamatan terkait siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya kupon bantuan tersebut.
Warga Mendesak Evaluasi Kinerja
Masyarakat berharap pihak Kecamatan, Dinas Sosial, maupun instansi terkait segera turun tangan dan menyelidiki tuntas masalah ini. Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi bantuan sosial agar kejadian serupa tidak kembali menimpa warga miskin lainnya di masa mendatang.
Demikian Laporan Pantauan Media Mata Elang Indonesia Com Wilayah Sabang (Eric Karno) Dari Tgk Muchtar