WhatsApp Image 2025-06-05 at 11.59.55

Mediamataelangindonesia.com-Wilayah Pulau Weh
Sabang,Kamis 5 Juni 2025 – Suasana di Pasar Jln.Malahayati Persimpangan Taman Segitiga Kota Sabang Arah Menara Merah Putih tampak ramai dipadati warga yang berbelanja daging meugang pada Kamis pagi (5/6). Meskipun harga daging sapi mengalami variasi dan mencapai angka tertinggi Rp200 ribu per kilogram, antusiasme masyarakat tetap tinggi menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Jumat (6/6).

Harga daging pada hari kedua meugang ini berkisar antara Rp180 ribu hingga Rp200 ribu per kilogram. Para pedagang menyebutkan bahwa harga tersebut masih stabil jika dibandingkan dengan hari pertama meugang. Perbedaan cukup mencolok terlihat jika dibandingkan dengan hari-hari biasa, di mana harga daging hanya sekitar Rp150 ribu hingga Rp160 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang daging di Pasar Jalan Malahayati Persimpang Taman Segitiga Kota Sabang, Pak Samsuar, mengatakan bahwa setiap kali menjelang hari raya, daya beli masyarakat meningkat tajam.

“Alhamdulillah, pembeli ramai sejak pagi. Meski harga naik, warga tetap beli karena sudah jadi tradisi meugang sebelum lebaran,” ujarnya kepada tim Media Mei Sabang.

Tradisi meugang yang telah berlangsung turun-temurun di Aceh, termasuk Sabang, merupakan momen sakral di mana masyarakat membeli dan memasak daging sebagai bentuk syukur dan persiapan menyambut hari besar keagamaan. Tak hanya warga lokal, pengunjung dari luar Sabang juga terlihat memadati pasar.

Seorang pembeli, Ibu Rina, mengaku rela mengantre sejak pagi demi mendapatkan daging segar untuk keluarganya.

“Harga naik sedikit tidak apa-apa. Ini kan setahun dua kali, meugang sudah jadi bagian dari perayaan kita,” ungkapnya.

 

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa ketersediaan daging cukup melimpah, dan para pedagang terus memenuhi permintaan masyarakat hingga menjelang siang hari.

Dengan kondisi harga yang relatif stabil dan pasokan yang mencukupi, Hari Raya Idul Adha tahun ini disambut dengan semangat tinggi oleh warga Sabang, yang tetap menjaga tradisi meugang sebagai bagian penting dari budaya dan kebersamaan.

Demikian Laporan Pantauan Mei-Kabiro Sabang-Novi Karno

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *