Jakarta, mataelangindonesia.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menegaskan pentingnya penerapan kepemimpinan adaptif guna memperkuat tata kelola zakat sekaligus menjawab tantangan pengelolaan zakat di era modern.
Hal tersebut disampaikan dalam Forum Management Upgrade bertema “Penerapan Gaya Kepemimpinan” yang digelar oleh Pusdiklat BAZNAS RI di Gedung BAZNAS, Jakarta, serta disiarkan melalui kanal YouTube BAZNAS TV, Kamis (21/8). Kegiatan ini diikuti amil dari berbagai divisi di 34 BAZNAS provinsi dan 514 BAZNAS kabupaten/kota se-Indonesia.
Sebagai narasumber, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., memaparkan enam model kepemimpinan yang relevan diterapkan dalam lembaga filantropi, yakni transformasional, delegatif, transaksional, demokratis, otokratis, dan karismatik.
“Dalam mengelola zakat, infak, dan sedekah, BAZNAS membutuhkan pemimpin yang bisa menyesuaikan diri dengan situasi. Setiap model kepemimpinan punya keunggulan, dan bila dipadukan secara tepat, akan memperkuat peran BAZNAS sebagai penggerak kebangkitan ekonomi umat,” ujar Nadratuzzaman.
Ia menambahkan, kepemimpinan transformasional mendorong inovasi digitalisasi zakat, kepemimpinan delegatif memberi ruang bagi peran amil, sementara transaksional memastikan target penghimpunan dan penyaluran tercapai. Model demokratis membuka ruang diskusi, otokratis dibutuhkan dalam kondisi darurat, dan karismatik menekankan integritas serta keteladanan pemimpin.
Menurut Nadratuzzaman, kunci kepemimpinan terletak pada kemampuan komunikasi. Seorang pemimpin harus mampu meyakinkan tim internal dan pihak eksternal, sehingga tata kelola zakat berjalan optimal.
Dengan penerapan kepemimpinan adaptif, BAZNAS diharapkan semakin efektif dalam menghimpun dan menyalurkan zakat untuk pemberdayaan mustahik dan pengentasan kemiskinan. Upaya ini juga sejalan dengan asta cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam membangun kesejahteraan umat.
(red)
